Mandheilink

Catatan Harian Seputar Jakarta Bekasi, dan Catering Pernikahan.


Doa Nabi Habakuk ditengah Depresi Bangsa Yehuda

“Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.”

Inilah doa, atau lebih tepatnya protes keras kepada Tuhan yang dipanjatkan sekitar 605-604 SM atau 2620 an tahun yang lalu, oleh seorang Nabi Israel, Nabi Habakuk, yang menyaksikan penindasan Akkadia/Babilonia/Kasdim, penyembah berhala terhadap orang-orang Yahudi.

Bangsa Babilonia sangat kuat, mereka pula yang mengalahkan Firaun, dan menjadikan Mesir sebagai negara boneka.

Digamarkan selanjutnya orang Babilonia dalam Habakuk 1:6-11

1:6 Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. 1:7 Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri. 1:8 Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa. 1:9 Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan t seperti banyaknya pasir. 1:10 Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan direbutnya tempat itu. 1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.

Pokok Pewartaan Habakuk didasari oleh keprihatiannya yang besar bagi bangsa Yehuda dan kehidupan iman mereka. Dalam pewartaannya ia menyampaikan bahwa TUHAN akan menggunakan bangsa asing sebagai alat untuk menyampaikan keadilannya. Iapun menyatakan nilai kesabaran, ketekunan dan pemahaman akan makna penderitaan, tanpa kehilangan optimisme hidup. Habakuk mengajak semua orang untuk memahami rencana TUHAN secara jangka panjang, sehingga seseorang tidak memaksakan kehendaknya tetapi memahami rencana itu dalam kesabaran dan penuh pengertian. Kesabaran sangat diperlukan dalam segala aktivitas, termasuk dalam pernikahan, keluarga, masyarakat, dan usaha.

Bangsa Yahuda saat itu sedang menuju dekadensi.

Ada yang menarik dari kitab Habakuk:

Habakuk 2:4,

וצדיק באמונתו יחיה

Dibaca: WeCaDYQ B’EMoWNaTO* YeKhYeH [we-ca-dik be-e-mo-na-to yeh-yeh].(tetapi yang benar dalam percayanya ia hidup)

"Tetapi orang yang benar itu adalah ia hidup dalam iman."

Catatan:

  1. Akar kata אָמַן [EMaN]: “percaya, iman”
  2. CaDYQ dalam bahasa Arab adalah Shadiq artinya benar.
  3. KhYeH dalam bahasa Arab Hayah, artinya hidup.

Tiga kata yang sangat tua, dan masih dipakai hingga kini.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Habakuk

Useful Resources:

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started